Halo.. Kali ini Buanihuko akan bagikan sedikit info menarik tentang Penyakit
Deman Berdarah Dengue atau biasa di singkat DBD, Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah
peyakit yang ditandai dengan : (1) demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang
jelas, berlangsung terus menerus selama 2 – 7 hari, (2) manifestasi perdarahan
termasuk uji tourniquet positif, (3) trombositopeni (jumlah trombosit 100.000/ยต
1), (4) hemokosentrasi (peningkatan hematokrit
≤ 20%), dan (5) disertai dengan
atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali) (Depkes RI, 2005).
Penyakit
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut dan
ditandai dengan panas mendadak selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas disertai
dengan manifestasi perdarahan, seperti petekie, epitaksis, kadang disertai
muntah darah, melena, kesadaran menurun, dan syock (Soegijanto, 2006).
1. Tempat perkembangbiakan Nyamuk
Tempat
perkembangbiakan nyamuk ialah tempat-tempat penampungan air didalam atau disekitar rumah
atau tempat-tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah.
jenis-jenis
perkembangbiakkan nyamuk aedes aegypti dikelompokan sebagai berikut:
a. Tempat-tempat
penampungan air untuk keperluan sehari – hari, seperti drum, tangki, bak mandi,
ember.
b. Tempat
penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti tempat minum burung,
perangkap semut, dan berang-barang bekas yang dapat menampung air.
c. Tempat
penampungan alamiah, seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, dan
potongan bambu.
Berdasarkan
berbagai tempat berkembangbiak, bak mandi merupakan tempat penampungan air yang
paling banyak mengandung larva nyamuk aedes aegypti. Hal ini dikarenakan kamar
mandi masyarakat indonesia pada umunya lembab, kurang sinar matahari, dan
sanitasi atau kebersihannya kurang terjaga (Andra & Yessie 2013).
2. Ciri – ciri Nyamuk Demam Berdarah
Nyamuk aedes
aegypti telah lama diketahui sebagai vektor utama dalam penyabaran penyakit
DBD, adapun ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Badan
kecil berwarna hitam dengan bintik – bintik putih.
b. Jarak
terbang nyamuk sekitar 100 meter.
c. Umur
nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.
d. Menghisap
darah pada pagi hari sekitar pukul 09.00 – 10.00 sampai sore hari pukul 16.00 –
17.00.
e. Nyamuk
betina menghisap darah untuk pematangan sel telur, sedangkan nyamuk jantan memakan sari – sari tumbuhan.
f. Hidup
digenangan air bersih bukan got atau comberan.
g. Di dalam
rumah dapat hidup didalam bak mandi, tempayan, vas bunga, dan tempat air minum
burung.
h. Diluar
rumah dapat hidup ditampungan air yang ada didalam drum, dan ban bekas (Andra
& Yessie 2013).
3. Pencegahan
Pemberantasan Vektor :
a. Menggunakan
insektisida
1. Malathion
untuk membunuh nyamuk dewasa (adultisida)
dengan pengasapan (thermal fogging)
atau pengabutan (cold fongging).
2. Temephis
(abate) untuk membunuh jentik (larvasida) dengan menaburkan pasir abate
kebejana – bejana tempat penampungan air bersih. Dosis yang digunakan adalah 1
ppm atau gram abate SG 1% liter air.
b. Tanpa
ansektisida
Caranya adalah :
1. Tempat
penampungan air minimal 1x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7 – 10
hari)
2. Menutup
tempat penampungan air rapat-rapat.
3. Membersihkan
halaman rumah dari kaleng – kaleng bekas botol, dan benda lain tempat nyamuk
bersarang.
4. Perlindungan
perseorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kawat kasa dilubang
angin diatas jendela, tidur dengan kelambu.
4. Suportif
Penatalaksanaan
besifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibatgu
perdarahan. Pasien demam dengue dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD
dirawat diruang perawatan biasa, tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi
diperlukan perawatan intensif. Fase kritis biasanya terjadi pada hari ketiga.
Rasa haus dan
dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Pasien perlu
diberi banyak minum, 50ml/kg BB dalam 4-6 jam pertama berupa air teh dengan
gula, sirup, susu, sari buah, atau oralit. Setelah dehidrasi dapat diatasi,
berikan cairan rumatan 80 – 100 ml/KgBB dalam 24 jam berikutnya. Hiperpireksia
diatasi dengan antipiretik dan bila perlu surface cooling dengan compres es dan
alkohol 70%. Paracetamol direkomendasikan unutk mengatasi demam dengan dosis
10-15 mg/KgBB/kali.
Pemberian cairan
intrvena pada pasien DBD tanpa renjatan dilakukan apabila pasien terus –
menerus muntah sehingga tidak mungkin diberkan makanan peroral atau didapatkan
nilai hematokrit yang bertendensi terus meningkat ( > 40 vol %). Jumlah
cairan yang diberikan tergantung derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit,
dianjurkan cairan glukosa 5% dalam 1/3 lartutan NaCl 0,9%. Bila terdapat
asidosis, ¼ dari jumlah larutan total dikeluarkan dan diganti dengan larutan
yang berisi 0.167 mol/ liter natrium bikarbonat (3/5 bagian berisi larutan NaCl
0,9% + glukosa ditambah ¼ natrium bikarbonat).
Apabila terdapat
kenaikan hemokosentrasi 20 % atau lebih maka komposisi jenis cairan yang
diberikan harus sama dengan plasma. Volume dan komposisi cairan yang diperlukan
sesuai seperti cairan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu
cairan rumatan ditambah defisit 6% (5-8%).
Perhatikan
apabila terdapat perdarahan yang membahayakan maka dilakukan trnsfusi darah
segera. Bila pasien kejang berikan diazepam. Jangan lupa monitor TTV tiap 3
jam. Pemberian antibiotik bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder. Apabila
pasien syok maka cairan IV diguyur. (Andra & Yessie 2013)
Oke itulah
sedikit yang dapat Buanihuko bagikan pada kesempatan kali ini, muda-mudahan
daptap bermanfaat buat Sobat Buanihuko semua. Jangan lupa untuk selalu
meninggalkan jejak pada tiap kunjungan Sobat dengan Like dan Komentar tentunya
dengan bahasa yang sopan, Maaf kalau ada kata-kata yang salah ya…
Sumber: Proposal Asuhan
Keperawatan Pada Klien X Dengan Penyakit Infeksi Demam Berdarah Dengue Di
Paviliun Yohanes Rsu Bethesda Gmim Tomohon .( Oleh:
Ribka Wulandari Hilalunga)
0 comments:
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Komentar dengan kata yang sopan yaa :)